Minggu, 24 Januari 2016

Faal Endokrin

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sistem endokrin merupakan sistem kelenjar yang memproduksi substansi untuk digunankan di dalam tubuh.Kelenjar endokrin mengeluarkan substansi yang tetap beredar dan bekerja didalam tubuh.Hormon merupakan senyawa kimia khusus diproduksi oleh kelenjar endokrin tertentu.Kata hormon berasal dari bahasa Yunani hormon yang artinya membuat gerakan atau membangkitkan. Hormon mengatur berbagai proses yang mengatur kehidupan.Sistem endokrin, dalam kaitannya dengan sistem saraf, mengontrol dan memadukan fungsi tubuh.Kedua sistem ini bersama-sama bekerja untuk mempertahankan homeostasis tubuh. Fungsi mereka satu sama lain saling berhubungan, namun dapat dibedakan dengan karakteristik tertentu.
Kelenjar endokrin melepaskan sekresinya langsung ke dalam darah.Kelenjar endokrin termasuk Pulau Langerhans pada Pankreas, kelenjar Gonad (ovarium dan testis), Kelenjar adrenal, hipofise, tiroid dan paratiroid, serta timusB.

Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini :
1.      Untuk mengetahui tentang faal kelenjar Endokrin
2.      Untuk mengetahui parameter-parameter faal kelenjar Endokrin

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini :
1.      Apa pengertian sistem Kelenjar Endokrin ?
2.      Apa fungsi Kelenjar Endokrin ?
3.      Apa saja Parameter dari Faal Kelenjar Endokrin ?

Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini :
1.      Sebagai salah satu tugas akademik
2.      Sebagai pengetahuan untuk pembaca


BAB II
PEMBAHASAN

PengertianKelenjar Endokrin


Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhG7v5Hz81oCjIM-B2od6Z4gELvpTf3Ws65Mbk3q-u7r_Rue0gJXZ1wheKLm24geFd9Dfs0H5bfSL6mEw4Fltj3-HScfEA5xl_OdYIlxcTCGvGkOSVbL5rtxN1QIM2h-LJ9Z6A8QgX2jdc/s1600/endokrin.jpg

Sistem Endokrin disebut juga kelenjar buntu, yaitu kelenjar yang tidak mempunyai saluran  khusus untuk mengeluarkan sekretnya. Sekret dari kelenjar endokrin dinamakan hormon. Hormon berperan penting untuk mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh hewan, antara lain aktivitas pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, pencernaan, dan integrasi serta koordinasi tubuh.

Fungsi Kelenjar Endokrin

1.         Menghasilkan hormon yang dialirkan kedalam darah yang yang diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu.
2.         Mengontrol aktivitas kelenjar tubuh
3.         Merangsang aktivitas kelenjar tubuh
4.         Merangsang pertumbuhan jaringan
5.         Mengatur metabolisme, oksidasi, meningkatkan absorbsi glukosa pada usus halus
6.         Memengaruhi metabolisme lemak, protein, hidrat arang, vitamin, mineral, dan air.
7.         Mengendalikan proses pergerakan dan keseimbangan fisiologis

Jenis Kelenjar Endokrin

1)        Kelenjar Pituitari
Kelenjar ini terletak di dasar tengkorak yang memegang peranan penting dalam sekresi hormon dari semua organ-organ endokrin.Kelenjar pituitari ini dikenal sebagai master of glands (raja dari semua kelenjar) karena pituitari itu dapat mengkontrol kelenjar endokrin lainnya.Sekresi hormon dari kelenjar pituitari ini dipengaruhi oleh faktor emosi dan perubahan iklim.
Pituitari dibagi 2 bagian, yaitu anterior dan posterior.
a)    Hipofisis anterior :
-       Hormon Somatotropin(untuk pembelahan sel,pertumbuhan)
-       Hormon tirotropin(sintesis hormon tiroksin dan pengambilan unsur yodium)
-       Hormon Adrenokortikotropin(merangsang kelenjar korteks membentuk hormon)
-       Hormon Laktogenik(sekresi ASI)
-       Hormon Gonadotropin( FSH pada wanita pemasakan folikel, pada pria pembentukan spermatogonium; LH pada wanita pembentukan korpus luteum,pada pria merangsang sel interstitial membentuk hormon testosteron)
b)   Hipofisis Medula(membentuk hormon pengatur melanosit)
c)    Hipofisis posterior :
-       Hormon oksitosin(merangsang kontraksi kelahiran)
-       Hormon Vasopresin( merangsang reabsorpsi air ginjal)


2)        Kelenjar Tiroid
Terletak dan menempel pada trakea di bagian depan. Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar endokrin terbesar pada tubuh manusia.Kelenjar ini dapat ditemui di leher.Kelenjar ini berfungsi untuk mengatur kecepatan tubuh membakar energi, membuat protein dan mengatur kesensitifan tubuh terhadap hormon lainnya.Kelenjar tiroid dapat distimulasi dan menjadi lebih besar oleh epoprostenol.Fungsi tiroid diatur oleh hormon perangsang tiroid (TSH) hipofisis, dibawah kendali hormon pelepas tirotropin (TRH) hipotalamus melalui sistem umpan balik hipofisis-hipotalamus. Faktor utama yang mempengaruhi laju sekresi TRH dan TSH adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi dan laju metabolik tubuh.

3)      Kelenjar Paratiroid
Kelenjar ini terletak di setiap sisi kelenjar tiroid yang terdapat di dalam leher.Kelenjar ini berjumlah 4 buah yang tersusun berpasangan yang mengahasilkan hormon paratiroksin. Ada 2 jenis sel dalam kelejar paratiroid, ada sel utama yang mensekresi hormon paratiroid (PTH) yang berfungsi sebagai pengendali keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh melalui peningkatan kadar kalsium darah dan penuurunan kadar fosfat darah dan sel oksifilik yang merupakan tahap perkembangan sel chief.

4)      Adrenal
Merupakan kelenjar ini berbentuk bola, yang menempel pada bagian atas ginjal.Kelenjar ini disebut juga kelenjar adrenal atau kelenjar supra renal. Kelenjar adrenal  dapat dibagi menjadi dua bagia, yaitu bagian luar yang berwarna kekuningan yang bernama korteks, menghasilkan hormone kortisol,  dan bagian tengah (medula), menghasilkan hormon Adrenalin (epinefrin) dan nor adrenalin (norepinefrin).


5)      Pankreas
Pankreas terletak dibelakang lambung di depan vertebra lumalis I dan II yang tersusun dari pulau-pulau langerhans yang  tersebar di seluruh pangkreas. Di pulau langerhans inila terdapat sel-sel alfa dan sel-sel beta.Sel alfa menghasilkan hormon glucagon sedangkan sel-sel beta menghasilkan hormone insulin.Hormon insulin berfungsi mengatur konsentrasi glukosa dalam darah. Kelebihan glukosa akan dibawa ke sel hati dan selanjutnya akan dirombak menjadi glikogen untuk disimpan. Kekurangan hormon ini akan menyebabkan penyakit diabetes.

6)      Kelenjar Timus
Terletak di dalam midiastinum di belakan tulang sternum, kelenjar timus dijumpai pada anak-anak di bawah usia 18 tahun. Kelenjar ini terletak di dalam toraks kira-kira setinggi percabangan trakea, warnanya kemerah-merahan dan terdiri atas 2 lobus.Pa da bayi baru lahir beratnya kira-kira 10 gram, dan ukurannya bertambah pada masa remaja sekitar 30-40 gram.
Kelenjar timus menghasilkan suatu sel imun yang membantu dalam pertahanan tubuh, selain itu hormon kelenjar timus berperan dalam membatu pertumbuhan badan.

7)      Hormon Kelamin
·        Testis     
Testis terdapat pada pria, terletak pada skortum. Di dalam testis terdapat sel-sel leydig yang akan menghasilkan hormon testoteron. Hormon testoteron akan menentukan sifat kejantanan misalnya adanya jenggot, kumis, jakun dan lain-lain, dan mengasilkan sel mani (spermatozoid).
·        Ovarika
kelenjar ovarika terdapat pada wanita, terletak  pada ovarium di sebelah kiri dan kanan rahi  m dan menhasilkan hormon estrogen dan progesteron (korpus luteum). Hormon ini dapat mempengaruhi pekerjaan uterus serta memberikan sifat kewanitaan, misalnya panggul yang besar, bahu yang sempit dan lain-lain.


Klasifikasi Hormon

            Hormon-hormon Steroid :
      Dapat larut dalam lemak
      Berdifusi melewati membran sel
      Organ-organ Endokrin
       Korteks Adrenal
       Ovaries
       Testis
       Plasenta
            Hormon-hormon Nonsteroid:
      Tidak larut dalam lemak
      Diterima oleh reseptor eksternal di luar membran sel
      Organ-organ Endokrin
       Kelenjar Thyroid
       Kelenjar Parathyroid
       Medulla Adrenal
       Kelenjar Pituitary
       Pankreas

Metode Pemeriksaan Hormon

            Pemeriksaan secara biologis (Bio-assay)
            Pemeriksaan secara kimiawi (chemical assay)
            Pemeriksaan secara imunologis (immuno-assay) : RIA, ELISA, Fluoroimuno assay, Luminescen imuno assay)

Parameter Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Kadar Hormon pada kelenjar Hipofise

Sampel : darah dan urine
Ø  KADAR GROWTH HORMON ( Hormon Pertumbuhan )
Nilai normal 10 p.g ml baik pada anak dan orang dewasa.Pada bayi dibulan-bulan pertama kelahiran nilai ini meningkat kadarnya.Spesimen adalah darah vena lebih kurang 5 cc. Persiapan khusus secara fisik tidak ada.
Ø  KADAR TIROID STIMULATING HORMON (TSH)
Nilai normal 6-10 1.1.g/ml. Dilakukan untuk menentukan apakah gangguan tiroid bersifat primer atau sekunder.Dibutuhkan darah lebih kurang 5 cc. Tanpa persiapan secara khusus.
Ø  KADAR ADRENOKARTIKO TROPIK (ACTH)
Pengukuran dilakukan dengan test supresi deksametason. Spesimen yang diperlukan adalah darah vena lebih kurang 5 cc dan urine 24 jam.
Persiapan
1.    Tidak ada pembatasan makan dan minum
2.    Bila klien menggunakan obat-obatan seperti kortisol atau antagonisnya dihentikan lebih dahulu 24 jam sebelumnya.
3.    Bila obat-obatan harus diberikan, lampirkan jenis obat dan dosisnya pada lembaran pengiriman specimen
4.    Cegah stres fisik dan psikologis


Pelaksanaan
1.    Klien diberi deksametason 4 x 0,5 ml/hari selama-lamanya dua hari
2.    Besok paginya darah vena diambil sekitar 5 cc
3.    Urine ditampung selama 24 jam
4.    Kirim spesimen (darah dan urine) ke laboratorium.
Hasil Normal bila;
       ACTH menurun kadarnya dalam darah. Kortisol darah kurang dari 5 ml/dl
       17-Hydroxi-Cortiko-Steroid (17-OHCS) dalam urine 24 jam kurang dari 2,5 mg.
Cara sederhana dapat juga dilakukan dengan pemberian deksametasaon 1 mg per oral tengah malam, baru darah vena diambil lebih kurang 5 cc pada pagi hari dan urine ditampung selama 5 jam.Spesimen dikirim ke laboratorium. Nilai normal bila kadar kortisol darah kurang atau sama dengan 3 mg/dl dan eksresi 17 OHCS dalam urine 24 jam kurang dari 2,5 mg.

Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Tiroid

Ø  Up take Radioaktif (RAI)
Tujuan Pemeriksaan adalah untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap iodide
Persiapan
       Klien puasa 6-8 jam
Pelaksanaan
       Klien diberi Radioaktoif Jodium (I131) per oral sebanyak 50 microcuri.
Dengan alat pengukur yang ditaruh diatas kelenjar tiroid diukur radio
aktif yang tertahan.
       Juga dapat diukur clearence I131 melalui ginjal dengan mengumpulkan urine selama 24 jam dan diukur kadar radioaktiof jodiumnya.
Banyaknya I131 yang ditahan oleh kelenjar tiroid dihitung dalam persentase sebagai berikut:
       Normal: 10-35%
       Kurang dari: 10% disebut menurun, dapat terjadi pada hipotiriodisme.
       Lebih dari: 35% disebut meninggi, dapat terjadi pada tirotoxikosis atau pada defisiensi jodium yang sudah lama dan pada pengobatan lama hipertiroidisme.
Ø  T3 dan T4 Serum
Persiapan fisik secara khusus tidak ada.Spesimen yang dibutuhkan adalah darah vena sebanyak 5-10 cc.
       Nilai normal pada orang dewasa: Jodium bebas: 0,1-0,6 mg/dl T3: 0,2-0,3 mg/dl
Ta: 6-12 mg/dl
       Nilai normal pada bayi/anak: T3: 180-240 mg/dl
Ø  Up take T3 Resin
Bertujuan untuk mengukur jumlah hormon tiroid (T3) atau tiroid binding globulin (TBG) tak jenuh.Bila TBG naik berarti hormon tiroid bebas meningkat.Peningkatan TBG terjadi pada hipertiroidisme dan menurun pada hipotiroidisme.Dibutuhkan spesimen darah vena sebanyak 5 cc. Klien puasa selama 6 – 8 jam.
       Nilai normal pada:
Dewasa: 25-35% uptake oleh resin Anak: Pada umumnya tidak ada
Ø  Protein Bound Iodine (PBI)
Bertujuan mengukur jodium yang terikat dengan protein plasma.Nilai normal 4-8 mg% dalam 100 ml darah.Specimen yang dibutuhkan darah vena sebanyak 5-10 cc. Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan 6-8 jam.
Ø  Laju Metabolisme Basal (BMR)
Bertujuan untuk mengukur secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutuhkan tubuh di bawah kondisi basal selama beberapa waktu.
Persiapan
1.    Klien puasa sekitar 12 jam
2.    Hindari kondisi yang menimbulkan kecemasan dan stress
3.    Klien harus tidur paling tidak 8 jam
4.    Tidak mengkonsumsi obat-obat analgesik dan sedative
5.    Jelaskan pada klien tujuan pemeriksaan dan prosedurnya
6.    Tidak boleh bangun dari tempat tidur sampai pemeriksaan dilakukan.
Pelaksanaan
1.    Segera setelah bangun, dilakukan pengukuran tekanan darah dan nadi
2.    Dihitung dengan rumus: BMR (0,75 x pulse) + (0,74 x Tek Nadi)- 72
       Nilai normal BMR: -10 s/d 15%.
Pertimbangkan faktor umur, jenis kelamin dan ukuran tubuh dengan kebutuhan oksigen jaringan.Pada klien yang sangat cemas, dapat diberikan fenobarbital yang pengukurannya disebut Sommolent Metabolisme Rate.Nilai normalnya 8-13% lebih rendah dari BMR.

Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Paratiroid 

Ø  Percobaan Sulkowitch
Dilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam urine, sehingga dapat diketahui aktivitas kelenjar paratiroid.Percobaan dilakukan dengan menggunakan Reagens Sulkowitch. Bila pada percobaan tidak terdapat endapan maka kadar kalsium plasma diperkirakan antara 5 mg/dl. Endapan sedikit one white cloud) menunjukkan kadar kalsium darah normal (6 ml/d1).Bila endapan banyak, kadar kalsium tinggi.
Persiapan
1.    Urine 24 jam ditampung
2.    Makanan rendah kalsium 2 hari herturut-turut
Pelaksanaan
1.    Masukkan urine 3 ml ke dalam tabung (2 tabung)
2.    Kedalam tabung pertama dimasukkan reagens sulkowitch 3 ml, tabung kedua hanya sebagai control
Pembacaan hasil secara kwantitatif:
       Negatif (-): Tidak terjadi kekeruhan
       Positif (+): Terjadi kekeruhan yang halus
       Positif (+ +): Kekeruhan sedang
       Positif (+ + +): Kekeruhan banyak timbul dalam waktu kurang dari 20 detik
       Positif (+ + + +): Kekeruhan hebat, terjadi seketika

Ø  Percobaan Ellwort-Howard
Percobaan didasarkan pada diuresis pospor yang dipengaruhi oleh parathormon.
Cara Pemeriksaan
Klien disuntik dengan paratharmon melalui intravena kemudian urine di-tampung dan diukur kadar pospornya. Pada hipoparatiroid, diuresis pospor bisa mencapai 5-6 x nilai normal.
Pada hiperparatiroid, diuresis pospornya tidak banyak berubah.
Ø  Percobaan Kalsium intravena
Percobaan ini didasarkan pada anggapan bahwa bertambahnya kadar serum kalsium akan menekan pembentukan paratharmon. Normal bila pospor serum meningkat dan pospor diuresis berkurang.Pada hiperparatiroid, pospor serum dan pospor diuresis tidak banyak berubah.Pada hipoparatiroid, pospor serum hampir tidak mengalami perubahan tetapi pospor diuresis meningkat. 

Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Pankreas 

Ø  Pemeriksaan Glukosa
Jenis pemeriksaannya adalah gula darah puasa. Bertujuan untuk menilai kadar gula darah setelah puasa selama 8-10 jam
Nilai normal:
       Dewasa: 70-110 md/d1 Bayi: 50-80 mg/d
       Anak-anak: 60-100 mg/dl

Pelaksanaan
1.    Spesimen adalah darah vena lebih kurang 5 s/d 10 cc
2.    Gunakan anti koagulasi bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan segera
3.    Bila klien mendapat pengobatan insulin atau oral hipoglikemik untuk sementara tidak diberikan
4.    Setelah pengambilan darah, klien diberi makan dan minum serta obatobatan sesuai program.Gula darah 2 jam setelah makan. Sering disingkat dengan gula darah 2 jam PP (post prandial).

Pemeriksaan Diagnostik pada Kelenjar Adrenal 

Ø  Pemeriksaan Hemokonsentrasi darah
Nilai normal pada:
       Dewasa wanita: 37-47% Pria: 45-54%
       Anak-anak: 31-43%
       Bayi: 30-40%
       Neonatal: 44-62%
Tidak ada persiapan secara khusus.Spesimen darah dapat diperoleh dari perifer seperti ujung jari atau melalui pungsi intravena.Bubuhi antikoagulan ke dalam darah untuk mencegah pembekuan.
Ø  Pemeriksaan Elektrolit Serum (Na, K , CI), dengan nilai normal:
Natrium: 310-335 mg (13,6-14 meq/liter) Kalium: 14-20 mg% (3,5-5,0 meq/liter) Chlorida: 350-375 mg% (100-106 meq/liter)
Pada hipofungsi adrenal akan terjadi hipernatremi dan hipokalemi, dan sebaliknya terjadi pada hiperfungsi adrenal yaitu hiponatremia dan hiperkalemia. Tidak diperlukan persiapan fisik secara khusus.
Ø  Percobaan Vanil Mandelic Acid (VMA)
Bertujuan untuk mengukur katekolamin dalam urine.Dibutuhkan urine 24 jam.Nilai normal 1-5 mg. Tidak ada persiapan khusus.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Diagnosis  dari penyakit endokrin memerlukan keterpaduan dari suatu  kumpulan data, termasuk keterpaduan sejak dari riwayat dan pemeriksaan fisik dan  dari uji laboratorium. Dengan adanya kecanggihan dari uji dewasa ini, biasanya  diagnosis dapat dibuat dengan pasti. Namun, terdapat banyak situasi di mana sukar  untuk mendapatkan suatu diagnosis yang jelas; dan prosedur untuk membuat suatu  diagnosis pasti lebih banyak mengandung risiko ketimbang penyakit dalam jangka  waktu pendek.
Pada kasus ini harus dibuat suatu keputusan untuk memantau pasien. , hal ini kadang-kadang terjadi pada sindroma Cushing dependen-ACTH, di mana diferensiasi antara suatu tumor karsinoid yang nyata dan suatu adenoma hipofisis yang kecil sebagai sumber dari hipersekresi ACTH akan memerlukan prosedur invasif yang berisiko. Penghematan biaya dan  efisiensi diagnosis harus merupakan prioritas. Uji dewasa ini memungkinkan efisiensi dari diagnosis maupun pengeluaran biaya pada tingkat yang tak terjadi sebelumnya.Dokter dapat menghindarkan pengeluaran yang tak diperlukan melalui penggunaan keputusan yang baik.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar